Bulan
Suci Muharram
Abdul
Mun’im Nadjmuddin
Hari ini Jum’at,
kita sudah memasuki hari ke sebelas bulan Muharram, bulan istimewa. Bulan di mana umat Islam mengawali tahun kalender
Hijriah berdasarkan peredaran bulan, sebagaimana yang digagas oleh Khalifah Umar
bin Khattab. Dan hijrahnya Nabi Muhammad saw dari Mekah ke Madinah menjadi awal
penanggalan ini.
Kata
Muharram artinya 'dilarang'. Artinya pada bulan ini dilarang untuk melakukan
hal-hal seperti pertikaian, peperangan dan pertumpahan darah. Sebagaimana Imam
Hasan Al-Bashri mengatakan, “Allah membuka awal tahun dengan bulan haram
(Muharram) dan menjadikan akhir tahun dengan bulan haram (Dzulhijjah). Tidak
ada bulan dalam setahun, setelah bulan Ramadhan, yang lebih mulia di sisi
Allah dari pada bulan Muharram. Dulu bulan ini dinamakan Syahrullah
Al-Asham (bulan Allah yang sunyi), karena sangat mulianya bulan ini. Sebab itu
tidak boleh ada peperangan dan konflik di bulan ini.
Muharram menjadi
salah satu dari empat bulan suci yang tersebut dalam Al-Quran. Sebagaimana
firman Allah swt: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua
belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS.
At-Taubah: 36)
Keempat
bulan itu adalah, Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan
Rajab. Para ahli tafsir sepakat dengan hal ini, karena Rasululullah saw
dalam kesempatan haji wadaknya
mendeklarasikan, "Satu tahun terdiri dari dua belas bulan, empat di antaranya adalah bulan suci. Tiga di antaranya berurutan yaitu Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan ke empat adalah bulan Rajab." (HR. Bukhari dan Muslim)
mendeklarasikan, "Satu tahun terdiri dari dua belas bulan, empat di antaranya adalah bulan suci. Tiga di antaranya berurutan yaitu Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan ke empat adalah bulan Rajab." (HR. Bukhari dan Muslim)
Selain
keempat bulan khusus itu, bukan berarti bulan-bulan lainnya tidak memiliki
keutamaan, karena masih ada bulan Ramadhan yang diakui sebagai bulan paling
suci dalam setahun. Keempat bulan tersebut secara khusus disebut bulan-bulan
yang disucikan karena ada alasan-alasan khusus pula.
Pada
dasarnya setiap bulan adalah sama satu dengan yang lainnya dan tidak ada
perbedaan dalam kesuciannya dibandingkan dengan bulan- bulan lain. Ketika Allah
swt memilih bulan khusus untuk menurunkan rahmatnya, maka Allah swt lah yang
memiliki kebesaran atas
kehendakNya itu.
kehendakNya itu.
Keutamaan
Bulan Muharram
Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim diceritakan, bahwa suatu
ketika Rasulullah saw ditanya oleh para sahabat mengenai shalat yang paling
utama setelah shalat fardhu. Beliau menjawab, “shalat malam.” Pertanyaan pun
berlanjut dengan puasa apakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan. Beliau
pun menjawab, “puasa bulan Muharram.”
Meski
puasa di bulan Muharram bukan puasa wajib, tapi mereka yang berpuasa pada bulan
Muharram akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah Swt. Khususnya pada
tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan hari 'Asyura.
Ibnu
Abbas r.a. mengatakan, ketika Nabi Muhammad saw hijrah dari Mekah ke Madinah,
beliau menjumpai orang-orang Yahudi di Madinah biasa berpuasa pada tanggal 10
Muharram. Menurut orang-orang Yahudi, tanggal 10 Muharram bertepatan dengan
hari ketika Nabi Musa dan pengikutnya diselamatkan dari kejaran bala tentara
Fir’aun dengan melewati Laut Merah, sementara Fir’aun dan tentaranya tewas
tenggelam.
Mendengar
hal ini, Nabi Muhammad Saw mengatakan, " Aku lebih berhak atas Musa
daripada kalian " dan langsung menyarankan agar umat Islam berpuasa pada
hari 'Asyura. (HR.Bukhari dan Muslim)
Bahkan
dalam sejarahnya, pada awalnya berpuasa pada hari 'Asyura diwajibkan. Kemudian,
puasa bulan Ramadhan-lah yang diwajibkan sementara puasa pada hari 'Asyura
disunahkan.
Dikisahkan
bahwa Aisyah mengatakan, "Ketika Rasullullah tiba di Madinah, ia berpuasa
pada hari 'Asyura dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa. Tapi ketika puasa
bulan Ramadhan menjadi puasa wajib, kewajiban berpuasa itu dibatasi pada bulan
Ramadhan saja dan kewajiban puasa pada hari 'Asyura dihilangkan. Umat Islam
boleh berpuasa pada hari itu jika dia mau atau boleh juga tidak berpuasa, jika
ia mau." Namun, Rasulullah saw biasa berpuasa pada hari 'Asyura bahkan
setelah melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Abdullah
Ibn Mas'ud r.a. mengatakan, "Nabi Muhammad saw lebih memilih berpuasa pada
hari 'Asyura dibandingkan hari lainnya dan lebih memilih berpuasa Ramadhan
dibandingkan puasa 'Asyura." (HR Bukhari dan Muslim).
Pendek
kata, disebutkan dalam sejumlah hadist bahwa puasa di hari 'Asyura hukumnya
sunnah.
Beberapa
hadits menyarankan agar puasa hari 'Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum
atau sesudah puasa hari 'Asyura. Alasannya, seperti diungkapkan oleh Nabi
Muhammad Saw, orang Yahudi hanya berpuasa pada hari 'Asyura saja dan Rasulullah
ingin membedakan puasa umat Islam dengan puasa orang Yahudi. Oleh sebab itu ia menyarankan umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura ditambah
puasa satu hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya (tanggal 9 dan 10 Muharram
atau tanggal 10 dan 11 Muharram).
Selain
berpuasa, umat Islam disarankan untuk banyak bersedekah kepada
saudara-saudaranya muslim yang kurang beruntung.
Bulan Muharram
juga dinamakan dengan syahrullah (bulan Allah swt). Penamaan ini termaktub
dalam sabda Rasulullah saw, “Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di
bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)
Imam An Nawawi
mengatakan, “Hadis ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling
mulia untuk melaksanakan puasa sunnah.”
Imam As-Suyuthi
mengatakan, dinamakan syahrullah, sementara bulan yang lain tidak mendapat
gelar ini karena nama bulan ini “Al-Muharram” sebagai nama yang Islami. Berbeda
dengan bulan-bulan lainnya. Nama-nama bulan lainnya sudah ada di zaman
jahiliyah. Sementara dulu, orang jahiliyah menyebut bulan Muharram ini dengan
nama Shafar Awwal. Kemudian ketika Islam datanng, Allah ganti nama bulan ini
dengan Al-Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada dirinya
(Syahrullah).
Bulan
Pengampunan Dosa
Seperti
sudah disinggung di atas, bahwa bulan Muharram banyak memiliki keistimewaan.
Khususnya pada tanggal 10 Muharram. Beberapa kemuliaan tanggal 10 Muharram
antara lain Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa setahun sebelumnya. (HR. Muslim)
Wallahu
a’lam bish shawab.